Kawin Lari, Tradisi Unik Suku Sasak – Lombok (Merariq)
Jika Anda pecinta wisata budaya yang sedang berkunjung ke Lombok, jangan sampai terlewatkan untuk mendengarkan tradisi unik suku Sasak yang di sebut dengan merariq atau kawin lari.
Tradisi ini adalah tradisi asli suku sasak yang telah mereka lakukan sejak zaman dulu, bahkan di khususkan untuk daerah Lombok jika ada anak gadis tidak pulang dalam 1 kali 24 jam berarti terindikasi kawin lari, dan hal itu memang di legalkan di sini.
Kawin lari sendiri ini di lakukan sepasang kekasih atas dasar tidak ada paksaan atau bisa dibilang saling setuju, dan sebelum melakukan kawin lari, sepasang kekasih ini terlebih dahulu merencanakan kapan waktu yang tepat untuk melakukan tradisi tersebut, dan tentunya tanpa sepengetahuan orang tua dari pihak wanita.
Setelah terjadi kesepakatan tanggal dan waktu yang di tentukan oleh mereka berdua, biasanya calon pengantin wanita di bawa ke rumah calon pengantin pria, tentu saja atas izin dari orang tua calon pengantin pria, setelah calon pengantin wanita dibawa kerumah orang tua pria, lalu mereka para orang tua akan menjaga calon pengantin wanita, proses pelarian ini sendiri biasa memakan waktu 1 – 2 hari. Baru setelah itu akan ada proses ada yang dinamakan SELABAR.
Tahap Selabar ini adalah tahap pemberitahuan melalui Kepala Dusun pihak pria kepada pihak wanita yang menyatakan bahwa saat ini sedang terjadi proses merariq, setelah proses Selabar (pemberitahuan antar Kepala Dusun) baru memasuki tahap berikutnya yaitu Besejati, Besejati adalah kegiatan pemberitahuan langsung kepada Orang Tua pihak Wanita melalui kadus, beda dengan tahap selabar yang interaksinya antara kadus.
Setelah tahap Besejati setelah ada kesepakatan dari Orang Tua pihak wanita, kini memasuki tahap selanjutnya, yang di namakan Ambil Wali, dalam tahap ini dilakukan juga proses sepert pembicaraani jumlah mahar, Persyaratan kelengkapan administrasi, dan Akad nikah.
Setelah tahap Ambil Wali dilakukan, masih ada beberapa tahap lagi yang harus di selesaikan seperti tahap Ambil Janji seperti penyelesaian adat sorong serah, aji kerame adat sasak. Dan proses yang tidak kalah menarik itu ada di tahap Nyongkolan, Nyongkolan adalah salah satu kegiatan untuk merayakan pernikahan masyarakat suku sasak seperti arak – arakan untuk mengantar pengantin ke rumah pengantin wanita di iringi bersama keluarga dan kerabat menggunakan pakaian adat khas suku Sasak dan lantunan irama Gendang Beleq.
Tujuan dari perayaan tradisi nyongkolan ini pada dasarnya adalah untuk memperkenalkan sekaligus memberitahu kepada kedua belah pihak yaitu pengantin pria dan wanita, bahwa yang bersangkutan telah resmi menjadi pasangan suami – istri.
Dan tahap terakhir dalam proses kawin lari ini dinamakan dengan Balik Tampak, proses ini adalah proses silaturahmi antara pihak mempelai wanita dan pihak mempelai pria, sekaligus momen untuk saling bermaaf-maafan apabila ada kesalahan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja oleh kedua belah pihak.
Jadi sederhananya tahap dalam proses merariq adalah :
Membawa Pihak Wanita ke keluarga Pihak Pria – Selabar – Besejati – Ambil Wali – Ambil Janji – Nyongkolan – Balik Tampak.
dalam tradisi suku Sasak, kawin lari lebih terkesan pemberani dan kesatria, jadi berbeda dengan tradisi yang ada di tempat lain.
Itulah gambaran sederhana mengenai Tradisi unik kawin lari di Lombok, untuk mengetahui lebih jelas kebutuhan wisata Anda, silahkan menghubungi kami team Gadiza Lombok, yang siap memberikan konsultasi dengan tulus.
Leave a Reply
Your email is safe with us.